thanks for visiting my essay's life :)

Life is likes writting an essay, when someone give you negative feedback that you don't like.. it will motivate you to be better person

Minggu, 26 Desember 2010

#RANDOM versi saat masih sekolah




Menyambung dengan post blog saya sebelumnya, ternyata menulis random itu cukup menyenangkan dan mengasyikan. Ternyata cukup lucu juga hal-hal aneh dalam hidup saya. Berikut ini certa-cerita random yang saya temukan ketika saya masih sekolah di sekolah dasar, sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) serta di Universitas.

#Westlife

Ketika saya duduk di kelas 6 SD, boyband westlife sedang in2nya. Pernak-perniknya dijual dimana-mana mulai dari poster, kartu nama, foto, pamflet, majalah, tabloid, pin, jam, tas hingga dompet. Abang-abang yang jualan gambaran di SD juga enggak mau kalah jualan pernah-pernik. Saya juga salah satu yang ngefans sama westlife. Saya punya seorang sahabat dekat, namanya Fitra, ia lebih gila lagi sama westlife, hampir setiap hari kerjanya beli poster westlife. Ketika istirahat pernah suatu kali saya mengantar dia beli poster
Fitra                                  : Bang, ada poster westlife yang baru enggak?
Abang gambaran              : bentar ya neng (sambil mencari-cari poster yang baru)
Saya                                  : Tuh ada ta..
Tiba-tiba abang yang jualan kue cubit yang gerobaknya disamping abang gambaran nyamber aja.
Abang kue cubit               : ngapain beli poster engga kenyang, mending beli kue cubit kenyang
Fitra                                  : biariiin!!! Yang penting bahagia
Saya dan abang gambaran spontan ketawa hahaha sementara muka si abang kue cubit jadi jutek.

#Gope

Saya punya temen SMP nama panngilannya Gope sampe SMA juga panggilannya Gope. Nama sebenernya sih Leni. Berikut ini cerita lengkapnya kenapa doi bisa dipanggil Gope. Jadi ceritanya saat itu kami sedang mengerjakan soal latihan matematika. Salah satu tugasnya adalah membuat lingkaran karena harus membuat volume bola dan sebagainya. Maka kami sibuk menyelesaikan soal matematika dengan berbagai peralatan, seperti penghapus, penggaris, pensil, dan uang logam lima ratusan. Uang lima ratusan di Indonesia juga sibut juga denga gope. Saya duduk berbeda dua bangku dari Leni. Kebetulan di sekitar baris kami cuman Leni yang punya duit gopean. Saat itu kami sedang mengerjakan soal dengan khusuk dan tenang.
Andika                  : Len, pinjem penggaris dong
Leni memberikan uang lima ratusan
Andika                  : Bukan penggaris
Leni kemudian memberikan penggaris. Tak lama Andika mengembalikan penghapusnya.
Saya                       : Len pinjem penghapus dong
Leni memberika uang limaratusan logam.
Saya                       : Bukan penghapus
Ia memberikan penghapus kepada saya. Tak lama teman saya Andika meminjam penghapusnya juga
Andika                  : hmmm  penghapus dong
Leni kembali memberikan duit logam gopean. Andika yang baru menyadari kalau penghapus Leni masih dipinjam oleh saya. Ia mengurungkan niatnya untuk meminjam
Andika                  : eh dipinjem ya, yaudah penggaris lagi deh kalo gitu
Leni kembali memberikan duit gopean. Andika yang melihat hal itu dan sedang terburu-buru mengerjakan tugas spontan berkata, “Dasaaar gope!! Budeeeek, toreeeeek!”. Hahahaha, saya, andika, dan anfal tertanya sangat kencang. Hingga bu guru matematika menegur kami, “Tolong yang dibelakang jangan ribut ya”. Kami semua menahan tawa termasuk Leni. Hingga sekarang Leni dipanggil Gope.

#Buku Kenangan
Masih berhubungan dengan teman saya bernama Leni. Saat kelas 3 SMP, tepatnya beberapa saat setelah UAN, kami diiderkan beberapa kertas yang berisi kotak-kotak kosong Oleh pihak sekolah. Kotak tersebut diisi identitas siswa untuk buku kenangan, seperti nama, alamat, telepon, hobi, dan motto/kata mutiara. Saya sebagai wakil ketua kelas mengkoordinir teman-teman untuk mengisi kertas tersebut. Namun ketika hari terakhir pengumpulan masih terdapat beberapa kotak kosong, terutama motto/kata mutiara, umumnya teman-teman merasa bingung harus menulis apa. Kemudian orang terakhir yang belum mengisi adalah Leni.
Saya       : Gope, ini motto lo belom diisi?
Leni        : Gw bingung isi apa. Lo isi aja yang bagus terserah lo..
Saya       : Isi apa deh
Leni malah ngeloyor pergi. Nisa teman sebangku saya kemudian melihat angketnya. Gope sering juga dibilang sama Missi eliot oleh teman-teman sebangku saya katanya sih wajahnya mirip. Kemudian saya dan Nisa bertatapan, spontan kami tersenyum. Kami sama-sama mengerti bahwa muncul pikiran busuk di benak kami, apalagi kalau bukan ngerjain di Gope. Kemudian Nisa mengambil pulpen.
Saya       : Apa nih?
Nisa       : hmmmm
Saya       : sini..
Saya mengambil pulpen dari tangan nisa. Kemudian saya menulis, “Hidup gopeee! Hidup Torek!”. Kemudian Nisa menambahkan, “Hidup Missi elliot.. allahuakbar!”. Kami berdua tersenyum kemudian memberikan kepadanya. Ternyata ia tidak mengecek lagi tanpa sepengetahuan kami, kami kira ia akan menggantinya. Kira-kira 2 minggu setelah itu album kenangan jadi, ketika melihat bagian Leni tereeeeenggg.. motonya masih kata-kata kami tadi, spontan ketika melihat berbarengan saya, Andika, Nisa, dan Anfal semuanya tertawa. Andika, “Nih anak udah gila!”. Akhirnya Leni mengetahui hal itu, saya kira ia akan marah, sebaliknya ia tertawa ngakak enggak bisa berenti.

#Manusia Purba
Ketika kelas 1 SMA, ada seorang teman saya, namanya Dimas. Ia bertubuh subur dan menggunakan behel. Warna karet behelnnya bisa berubah-ubah, bahkan ia senang menggunakan warna nyentrik seperti merah dan kuning, tak heran teman-teman sering memanggilnya “Homo”, sebutan untuk laki-laki yang menyukai dengan jenis kelamin yang sama. Saat itu pelajaran sosiologi, ibu guru Yeye (bukan nama sebenarnya) sedang menjelaskan di depan kelas. Ada teman saya bertanya
Sophia  : Bu Jadi memang dalam interaksi selalu ada hubungan aksi rekasi dong?
Bu Yeye : yaiya.. manusia kan makhluk yang berfikir. Homo sapiens..
Bayu      : hahahah Homo
Spontan kami tertawa dan melihat kearah Dimas
Bu Yeye : ada apa? Memang aneh ya kalau saya bilang Homo?”
Kami pun tertawa lagi
Bu yeye  : Mengapa? Kalian menyinggung saya ya
Loh si bu yeye malah tersinggung, mungkin dia ngerasa kalau dia yang disangka manusia purba, meskipun kalau diliat sekilas emang iya sih hehe.
Bu yeye   : ayoo jawab jelaskan kepada saya
Bu yeye ngerasa semakin dimirip-miripin sama si manusia purba. Kami semua terdiam
Bu yeye    : Kalau tidak ada yang menjelaskan, saya keluar nih
Mukanya mulai tegang dan memerah, kali ini dia bener-bener mirip manusia purba. Kami semua terdiam, tidak ada yang mau menjelaskan.
Bu yeye     : Yaudah saya keluar
Si bu guru ngambek, dia keluar dari kelas dan akibatnya kami semua disetrap. Hehehe.

#Sedikit Tersenyum
Ada satu mata kuliah yang dosennya agak killer, sebut saja namanya Pak jojo (bukan nama sebenarnya). Dia galak dan suka marah cuman gara-gara hal kecil, misalnya terlambat 10 menit (TERLAMBAT 10 menittt??), menguap di kelas pun jadi perkara, apalagi ngobrol di kelas. Ketika hari itu ia masuk kelas, ada teman saya namanya manda, ia duduk di belakang saya, ia duduk diapit nina dan monik. Ia malah ngebercandain Nina dan Monik supaya ketawa dengan berkata pelan-pelan
Manda  : haii Jojo sayang. Apakabar? Baik-baik aja kan sayang..
Saya, monik, dan Nina mulai tertawa mendengarkan ulah manda.
Manda  : mau ngajar ya say? Sini dooong..
Kami semakin cengengesan sambil melihat kerarah Pak Jojo. Tak dideteksi oleh kami, Pak jojo datang kearah kami
Pak Jojo : kamu ngapain ketawa? Apa yang lucu?
Pak jojo melihat kerah kami. Kami terdiam dan hanya menunduk
Pak Joj  : kamu yang pake kacamata?
Jantung saya mulai berdebar. Ia menunjuk kearah saya
Monik   : saya pak?
Pak jojo : Ia, kenapa ketawa?
Ternyata yang dimaksud adalah monik, saya dan monik sama-sama menggunakan kacamata saat itu.
Monik   : saya tidak tertawa
Monik mengatakan masih sambil cengengesan
Monik   : saya hanya sedikit tersenyum

Hahahahhaa.. jawaban monik tadi makin membuat kami semakin menahan tawa. Perut saya sakit, tak tahan lagi, saya langsung ngeloyor keluar kelas tanpa izin, yang penting udah di absen.

Sabtu, 25 Desember 2010

#RANDOM versi keluarga



Pernah melihat status teman-teman di FB, sykpe atau Twitter dengan #Random? misalnya salah seorang teman saya pernah status yang biunyinya kira-kira seperti ini, "Itu Banci atau gay?" #Random. Atau mungkin pernah membaca situs ngupingjakarta.com yang isinya percakapan orang sehari-hari yang menarik. Yups status tersebut dituliskan secara acak berdasarkan percakapan yang pernah didengar sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Biasanya percakapan random yang ditulis berdasarkan pengalaman sendiri dan menarik untuk diceritakan. Kalau dipikir-pikir ngapainsih status kaya gitu ditulis, namun menurut saya lumayan menarik juga untuk bahan refreshing sejenak. Berangkat dari fenomena menarik tersebut, itu membuat saya merefleksikan kembali, kalau setiap orang tentunya pernah mendengar cerita lucu dan menarik, termasuk saya. Di keluarga saya sendiri banyak cerita-cerita #random yang menarik..
Berikut ini saya ceritakan..
Here we goo..

#Reboot
Ayah saya            : Teteh ayo bangun, udah siang, katanya mau nemenin mamah pergi
Saya                       : iyaa ini juga mau bangun
(saya bangun dari tempat tidur, berjalan menuju ruang tamu, dan tidur lagi di sofa panjang ruang tamu)
Ayah saya            : teh, ayo bangun
(membangunkan saya kembali)
Saya                       : iyaah bentar lagi reboot
(reboot = restart)
Ayah saya            : apaa ridut?
Saya                       : Reboot
Ayah saya            : Ribut?
Saya                       : Reboot
Ayah saya            : haah?
Saya                       : zzzzzz (tidur lagi)

#Monkey
Saya dan adik saya sedang menonton film High School Musical 1 di Disney's Channel.  Saat itu adegan dimana tron bolton dan gabriella sedang duduk diatas loteng sekolah yang penuh dengan pot-pot yang berisi bunga anggrek. Lalu Gabriella mengatakan, "It likes a jungle". Kemudian adik saya menirukan dialognya
Adik saya             : It likes a jungle
Saya                       : and you are the monkey
Adik saya             : sialan luu
Saya                       : hahahha
Adik saya             : lu mah ngecengin gw mulu
Saya                       : lah gw kan cuman nerusin dialognya
(saya senang hahaha)

#Wasior
Saya dan adik saya sedang menonton mentro TV, beritanya tentang pengalaman seorang reporter mentro TV ketika sedang bertugas meliput banjir di Wasior. Adik saya sambil mendengarkan berita ia bermain go go gurment di laptonya. Saya tadinya duduk di sofa berpindah duduk di lantai di sebelahnya. Saya melihat layar di lapto adik saya. Adik saya menjadi salam menunjuk bahan masakan dengan kursor di layarnya.
Adik saya             : aah elo siii jadi salah nih gw
Saya                       : lah gw kan engga nyenggol-nyenggol tangan lo kayak biasanya cuma liat doang
Adik saya             : pokonya kalo ada lo konsentrasi gw terganggu
(saya kembali melihatnya bermain, kali ini saya mendekatkan muka saya ke dekat muka adik saya)
Adik saya             : tuh kan kalah lagi
(adik saya mulai marah jadi saya memindahkan posisi duduk saya kembali ke sofa supaya dia tidak marah)
Kemudian wartawan mentro TV berkata bahwa pada saat ia datang Wasior seperti kota mati hingga sekarang hanya sedikit warga yang bertahan tinggal di Wasior.
Saya                       : tuh, lo kalao mau main game engga di ganggu mainnya di wasior aja
Adik saya             : diem luuuh!!!!
(dia bertambah marah, lah saya jadi bingung, saya kan cuman memberi saran hahaha)

#Ngelap
Saya suka sekali makan kulit ayam. Saat itu di maja makan ada satu ayam KFC milik ibu saya yang tidak dihabiskan
Saya                       : Mah ini ayamnya buat aku aja yah
Ibu saya               : ambil aja
(Saya mencuil bagian kulit ayam sebelah kanan sedikit lalu memakannya, saya memang ingin mencuil saja. Lalu saya mengusap sedikit ke celana yang sedang saya pakai karena ayamnya
berminyak)
Ibu saya               : ihhh jorok, di elap lagi kecelana
Saya                       : bukan lah, kalo ngelap kaya gini (saya mengelap tangan saya ke daster yang sedang ibu saya pakai)
Ibu saya               : aaaaaaaaa jorok
(saya senang hehehe)

#Mandi
Saya belum mandi pagi padahal sudah menunjukkan pukul 13.00 wib. Saya sedang berleha-leha menonton TV
Ibu saya               : kamu mandi!!! Nanti kena virus. Sekarang banyak orang enggak punya anak gara-                         gara kena virus.
(ibu saya mulai marah)
Saya                       : orang enggak punya anak faktornya banyak tau mah
Ibu saya               : apa?
Saya                       : bisa gennya engga cocok, bisa kena penyakit lain selain virus, bisa juga stres.  Misalnya ibunya tuh sering ngomel kaya mamah nah itu anak-anaknya bisa jadi stres
(Ibu saya tambah marah)
Saya kabuuuuuuurrrrrrrrrr...

Jumat, 24 Desember 2010

Remaja oh remaja (part 1)




Saya seorang kakak dan saya punya seorang adik (yaeyalah). Adik saya umurnya baru 15 tahun, bisa dibilang kalau dia lagi dalam masa remaja atau ABG (angkatan babe saya, ayam bebek saya, abu bau gogom, ajaib bin gaib, aaah bau gagak, dsb). Menurut Ericson masa remaja itu fase dimana ego vs identity artinya ia sedang dalam masa percarian dirinya (gimana pinter ya saya??hehe). Hal ini mungkin beberapa terlihat dari adik saya. Ia gemar sekali menggunakan barang-barang berwarna pink, mungkin biar mendapat identitas miss pinky of the year versi majalah trubus. Laptopnya berwarna pink, silicon case BB pink (meskipun ini saya yang kasih :p), tas sekolah warna pink, tempat pensil pink, baju di lemari banyakan warna pink, untung aja mukanya ga warna pink.
Biar gaul, dia juga suka jalan sama temen-temennya. Misalnya main kerumah temannya ganti-gantian, biasanya alibinya ngerjain tugas tapi engga tau deh apa yang dikerjain. Dia juga suka jalan-jalan, nongkrong, nonton, dan karoke sama temen-temennya ke mol. Terkadang dia juga suka main bowling di BSD. Dulu waktu smp dia punya genk sekelas, namanya ice blast, untung aja engga ice teler atai ice teh. Adik saya juga suka berdaulat kalau dia banyak dibilang cantik mirip “indo” sama teman-temannya dan banyak yang ngefans sama dia. Meskipun sampe sekarang belum ada bukti autentik yang ditunjukkan kepada saya alias belum ada bukti konkrit kalau banyak orang yang bilang dia cantik, misalnya karena dia cantik dikontrak seumur hidup buat jadi model gadis sampul kopi koplo, karena dia cantik ditawarin model iklan lem tikus cap gajah, karena dia cantik diajak fashion show baju-baju bekas di pasar ciputat, dsb. Hmmm kenarsisannya ditambah lagi dengan lebih rajin mengupdate status si twitter dan fb daripada belajar matematika. Tiap menit bahkan detik rajin banget update status. Pernah suatu hari saya buka twitter dan Oh my Gosh.. 80% update status twitter isinya dia mulai dari icon ‘____’ terus “zzzzzzz”, “KFC.. surga makanan”, “lagi nunggu makanan”, “selamat makan”, “kenyang habis makan”..”off dulu ya”, dsb. Untung tentang makan, bukan tentang boker.. coba kalo “zzzzz”.. “broooot”.. “ngeden dulu”.. “syuuuur” “cecok dulu”, “abis ee, andukan dulu”.. bisa hancur nama baik keluarga saya. Bukan itu saja, update statusnya juga penih dengan emosi yang bergejolak seperti, “uuhhh nyakitin banget sih dia”, “mata saya sipit”, “hiks hiks”, “abis nangis saya laper”. Dia juga suka foto-foto sama temen-temannya, di rumah, si kelas, di jalan, di tempat bimbel, di bus, di rumah orang, bahkan di kandang kuda (ini tidak bohong). Enggak lupa habis itu di upload saya fb supaya eksis di dunia nyata, dunia maya dan dunia gaib. Selain mengaku cantik dan merasa eksis, dia juga pintar khusunya dalam bermain games. Permainan kesukannya adalah cooking academy, dari pagi sampe sore, dia senang sekali bermain itu game. Katanya permainannya seru. Padahal sih dengan pinternya main cooking academy engga berkorelasi positif dengan bisa masak hehehe. Dia juga kerjanya marah-marah kalau saya ada didekatnya saat main cooking academy, katanya konsentrasinya jadi terganggu kalau saya didekatnya. Sebagai kakak yang baik, saya sarankan agar ia main game di pedalaman manokwari, eh dia malah tambah marah. 


Pernah suatu kali teman-teman adik saya main kerumah, munculah rasa ingin tahu saya a.k.a KEPO. Saya menguping percakapan teman-temannya denganya. Yah saya juga sering menguping dia ketika sedang menelepon atau iseng-iseng membaca sms di hapenya. Topik dialog interaktif yang sangat hangat diperbincangkan dimanapun, kapanpun dengan teman-teman adalah jeng jing jeng.. COWOK! Yah cowok.. cowok.. dan cowok. Maksudnya cowok disini bukan seseorang yang berjenis kelamin laki-laki, namun secara lebih spesifiknya adalah remaja laki-laki yang cenderung disukai sehingga menjadi topik perbincangan. Misalnya “gebetan”. Gebetan adalah orang yang disukai dan diinginkan menjadi pacar. Ketika ade saya suka sama orang berinisial Z, maka Z terus yang diperbincangkan, mulai dari Z pernah les bahasa inggris di English First (yah terus kenapa yah kalo pernah les bahasa inggris hehehehe), Z dulu playboy pacarnya banyak, Z pinter (pinter ngibul, pinter nyontek, dsb.), Z anak satu-satunya (ya terus kenapa orang emang ga punya kakak dan adik). Ketika dia lagi suka sama kakak kelasnya kadang dia juga bercerita kepada saya secara berlebihan, “huaaaaa calon pacar gw bodinya keren bangeeeetttt, kemaren gw liat dia pake jakeeet, terusss beuuuu keren bgd deh pokonya”, katanya semangat dan takjub ibarat ketemu justin beiber lagi pake jas hujan jadi ojek payung. Dia juga murid yang amat disayang oleh guru-gurunya sampe langgganan masuk ruang BP, bahkan orangtua saya pun ikut dipanggil ke ruang BP. 

Yah begitulah adikku saat ini yang sedang menikmati masa remajanya, meskipun setelah membaca artikel ini, anda akan berdetak kagum “ck.. ck.. ck”. Namun itulah yang terjadi. Namun meskipun adik saya menyebalkan, males, boros, bau keringetnya, tukang tidur, kerjanya main melulu, aneh, lebay, dia tetaplah adik saya dan kami tetap saling menyayangi satu sama lain. Anak mama pun cuman dua, saya dan adik saya jadi sudah saatnya kami berangkulan saling menyayangi dan mensuport satu sama lain. Sayapun demikian pernah mengalami masa-masa ‘ababil’ saat remaja, saya yakin beberapa dari teman-teman tentunya punyaa? :D. Mau tau bagaimana ‘keababilan’ saya saat remaja, nantikan Remaja oh remaja (part 2).

Rabu, 22 Desember 2010

Teman kecil


Pernahkah menonton film Love (film indonesia)? Salah satu pemain film tersebut adalah Surya Saputra. Dikisahkan Surya Saputra pada saat itu diawal film, ia masih kecil. Terlihat ia saat masih kecil berlarian sambil bergandengan di sawah dengan seorang gadis kecil. Mereka terlihat sangat bahagia menyisiri pinggiran sawah yang padinya mulai menguning, warnanya kurang lebih sama pada warna langit hari itu yang mulai malam. Tiba-tiba, gelang sang gadis putus, kemudian ia berkata, “Kalau gelangnya copot aku kasih tau aku ya, soalnya cuman aku yang bisa benerin”. Kemudian kedua duduk di pinggir pematang sawah, Surya kecil mengambil gelang yang jatuh dan membenarkannya, lalu memasangkannya pada tangan si gadis kecil. Dari arah belakang, ayah Surya kecil datang, kemudian memanggilnya,  ayah menyuruh Surya kecil pulang. Ayah menarik tangan Surya kecil agar menjauh dari gadis kecil dan pergi kearah belakang sawah. Gadis mungil itu hanya bisa menahan sedih melihat Surya kecil berlalu. Kemudian di akhir cerita, mereka bertemu di sebuah pameran lukisan, si gadis melukis kejadian masa kecilnya itu dengan tulisan. Surya dewasa mengenali lukisan itu dan bertemu si gadis yang ternyata pelukisnya. Akhirnya mereka bisa bertemu lagi. 

Mungkin cerita ini tidak terlalu berlebihan, namun jika menemukan di beberapa cerita sinetron Indonesia banyak sekali cerita serupa yang tingkat berlebihannya bisa dikatakan cukup besar atau bahasa anak gaulnya “lebaaaayyyyyy”. Banyak sekali cerita yang awalnya ada dua orang teman bersahabat masa kecil, kemudian mereka saat besar bertemu lagi, malah ada yang sampai menikah dan punya anak. Namun tentunya semua itu hanyalah sebuah cerita yang tak nyata.
Saya juga memiliki teman masa kecil. Sebut saja namanya Ayat. Saya tidak tahu kapan tepatnya kami saling mengenal. Rumah kami berdekatan hingga sekarang dan kami juga seumuran. Dulu kami satu SD. Kami sangat dekat saat masih kecil. Cerita kami bukan hanya berlarian di pinggir sawah, tetapi banyak sekali hal-hal yang kami lakukan saat kecil. 
Di lingkungan tempat tinggal, kami biasanya bermain bersama dengan teman-teman kami yang lainnya. Biasanya ketika main bapak-ibuan, seringnya ia menjadi bapak dan saya jadi ibunya karena yaah memang kami seumur. Lucunya dulu kami mainan bapak-ibuan, ceritanya pasangan. Ada satu adegan ketika kami ceritanya tidur bersebelahan karena mama-papa biasanya tidur bersama. Hahaha, polos sekali kami saat itu. Kami sering berangkat sekolah dan les bareng saat masih kelas 1, 2, 3, dan 4. Saya biasanya yang datang kerumahnya untuk nyamper karena ketika melewati sekolah pasti lewat depan rumahnya. Di sekolah kami juga pernah duduk sebangku dan entah sengaja atau tidak, tempat duduk kami selalu berdekatan. Saat kelas tiga sekolahnya masuknya siang dan paginya ketika ada pekerjaan rumah, ia pasti datang kerumah saya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Ibu kami juga saling mengenal, yah kami kan tetanggaan. Ibu kami suka menceritakan anak satu sama lain, lebih tepatnya saya dan Ayat karena lagi-lagi kami seumuran. Kalau ibu kami pergi bersama, kami berdua suka diajak jadi lebih sering kami bermain bersama. Ibu Ayat juga suka menasehati saya dan kami berdua suka ngobrol-ngobrol tentang Ayat. 

Di sekolah kami suka diledekin karena pacaran, tetapi sebenarnya ya perasaan kami biasa-biasa saja, dulu kami masih polos dan enggak ada rasa jatuh cintaan seperti yang ada di film-film jadi ya perasaan mah biasa-biasa aja, layaknya seorang sahabat. Kalau kami diejek pacaran awalnya kami mengelak dan bilang kalau kami cuman temenan. Lama-lama kami capek juga menaggapi gurauan teman-teman yang meledek, eh teman-temah akhirnya cape sendiri. Ketika mulai beranjak kelas 5, kami sudah mulai puber, ia biasanya cerita-cerita tentang cewe yang ia suka. Kebetulan cewe yang ia suka sahabat saya namanya Lucy. Lucy gadis yang cantik dan baik. Ayat orangnya agak malu-malu dan menurut saya Lucy cukup agresif jadi kesannya Lucy yang ngejar-ngejar Ayat. Hehe.
Ketika kami lulus dari sekolah dasar, kami memilih sekolah menengah yang berbeda. Dulunya kami masih sering bertemu dan bercerita-cerita.

Seiring berjalannya waktu, kami tentunya punya kesibukan sehari-hari. Mulai dari PR-PR sekolah dan tentunya sahabat-sahabat baru di sekolah kami masing-masing. Kamipun sudah jarang lagi bertemu, padahal rumah kami berdekatan. Saya bahkan baru berteman dengan account facebooknya beberapa bulan lalu. Anehnya lagi dalam tiga tahun terakhir ini saya baru bertemu dengannya 4-5 kali, itupun tidak sengaja. Saya sudah hampir melupakannya jika saya tidak bertemu dengannya beberapa hari lalu. Ketika itu, tugas kuliah sudah selesai, saya memutuskan untuk pulang kuliah siang karena tidak ada hal yang harus dikerjakan lagi. Hmmm namun jarak antara rumah dan kampus memang jauh, saya tiba di rumah pukul setengah empat sore. Seperti biasa seusai turun dari bus di depan Polsek Ciputat, saya naik ojek ke rumah saya. Tak sengaja ketika ojek yang saya tumpangi melewati rumahnya, saya melihatnya berdiri di depan rumahnya, Ia melihat saya, tatapannya persis skali yang saat sewaktu kecil dulu ketika ia melihat orang yang menarik atensinya, kami bertatapan dan saling tersenyum satu sama lain. Sayangnya cerita di film tidak seperti seperti kenyataan sehari-hari. Kami sudah lose-contact, tidak pernah lagi ngobrol satu sama lain, bahkan nomer HP satu sama lainpun kami tak punya. Saya bahkan tidak yakin ia tahu bahwa saya berkuliah di Atma Jaya. Saya juga sudah lupa tanggal lahirnya, zodiaknya, makanan kesukannya. Saya pun punya Pria yang saya nilai ideal untuk saya saat ini dan bukan dia teman masa kecil saya, sebaliknya iapun demikian. Di dunia nyata memang sangat berbeda dengan cerita happy ending di film, saya punya beberapa teman masa kecil dahulu yang telah hilang jejaknya, saya tidak tahu keberadaan mereka saat ini. Bahkan saya pun tidak tahu mereka masih “ada” atau “tidak”. 

Selasa, 21 Desember 2010

Menulis


Saya suka menulis. Saya tidak tahu kapan tepatnya saya suka menulis. Lebih tepatnya karir saya sebagai penulis abal-abal dimulai berpuluh tahun yang lalu ketika saya duduk dibangku sekolah dasar. Umumnya sih setiap sekolah dasar pasti ada pelajaran bahasa indonesia, begitu juga di sekolah dasar dulu saya bernaung. Salah satu tugas yang diberikan guru kepada siswa adalah tugas mengarang. Dulu saya sih tidak terlalu paham ya, apa indikator guru bahasa Indonesia memberikan nilai pada siswa, saya rasa terkadang gurunya males baca aja (Maaf ya pak Guru tapi benar begitu adanya huhuhu), jadi yang tulisannya rapih dikasih 8. Adakah yang merasa senasib dengan saya bahwa pak guru dan bu guru SD memberikan nilai hanya karena kerapihan tulisan? Terimakasih buat yang udah angkat tangan. Nilai saya juga berkisar antara 7-8, guru saya pun saat itu tidak memberikan arahan bagaimana tepatnya mengarang yang baik dan benar. Saya dulu juga suka menulis di buku diary atau di orginazer book atau yang lebih populer disebut sebagai Orjii.. hehe. Setelah saya menulis, teman-teman saya biasanya membaca tulisan-tulisan saya dan biasa itu ngider alias buku itu dibaca bergantian antara teman yang satu dengan teman yang lain. Tulisan yang saya tulis di Orji sih paling berkisar antarab puisi cinta yang ababil dan ulasan selebritis yang saya suka.

Selepas SMP, saya punya seorang guru bahasa Indonesia yang metode mengajarnya lebih baik, setelah mengarang kami disuruh maju ke depan untuk membacakan karangan kami. Ia memberikan nilai saya 8 dan memberikan penilaian di bagianmana saya bagusnya cerita saya. Wah itu seperti mood boster. Kemudian saat kelas 2 SMP, saya diangkat sebagai ketua mading. Mading kami saat itu terbit dua minggu sekali. Sangat bingung mengatur jadwal, apalagi anggota kami sedikit. Beruntung saya punya redaksi yang cukup kompeten jadi kami bisa mengejar deadline kami. Banyak yang menilai mading kami saat itu kreatif. Pada tahun saya menjadi ketua mading, untuk pertamakalinya mading menjadi ekskul.. prok prok prok (tepuk tangan ceritanya). Saya agak sedikit kewalahan sih mengelolanya, meskipun yang ikut mading tidak terlalu banyak, namum cukup mengembirakan juga karena masih ada yang tertarik. Dulu saya juga punya ide, selain mading, lebih baik ada majalah sekolah juga, saya sudah menyampaikan pada pembina OSIS, beliau juga sependapat dengan saya. Majalah sekolah media akan lebih menarik daripada mading dan akan lebih meng-encourage siswa untuk membaca, namun belum terwujud keinginan itu karena tidak ada anggaran dari sekolah.

Saat SMA, saya tidak ikut mading soalnya ada ekskul yang lebih menarik dari mading saat itu, yaitu cheerleader. Hehe. Namun saya tetap suka menulis. Untungnya juga di SMA, ada satu guru bahasa Indonesia yang menurut saya cukup kompeten. Ia lucu dan cara mengajarnya tidak membosankan. Tak menyangka, ia membaca karangan anak-anak muridnya satu persatu. Kemudian ia memanggil saya, saya kira ada apa. Ternyata ia berkata bahwa karangan saya cukup bagus. Beliau mendaftarkan saya ke lomba esai nasional yang didakan oleh PT Garuda Indonesia, temanya integritas nasional. Sayang sekali saat itu, tidak ada panggilan lagi yang menyatakan saya kalah dalam lomba tersebut. Namun tak apalah, saya tidak terlalu kecewa. Lagipula kami peserta lomba tidak mendapatkan pengarahan tentang membuat esai yang baik dari sekolah. Namun menurut guru bahasa Indonesia kelas lain, namanya Bu Chusna, tulisan saya cukup OK dan pengetahuan saya cukup luas tentang Intergritas Nasional. Kemudian kesempatan kedua muncul, saat diajak oleh teman saya yang seorang ketua mading di SMA. Saya diajak mengikuti lomba cerpen remaja nasional. Awalnya sempat beberapa hari saya tidak memberianya kabar, soalnya saya agak ogah-ogahan, saya tahu bahwa pasti saingannya banyak. Namun, akhirnya saya memutuskan untuk ikut lomba tersebut. Ternyata lombanya diadakan oleh Fakultas Sastra Jepang UI, saat itu pertaman kalinya saya pergi kesana. Saat pengumuman lomba, saya cukup kecewa karena saya berhasil menjadi finalis namun kalah alias tidak mendapat juara, hanya dipilih tiga terbaik saat itu. Hikmahnya, saya cukup senang karena saat itu finalis berhak ikut workshop tentang mading dan sudah ikut jalan-jalan ke UI. Semenjak kelas III SMA saja sudah tidak sempet menulis-tulis lagi karena sudah disibukan dengan bimbel dan pelajaran tambahan untuk mempersiapkan UAN.

Sebenarnya, sejak disibukan dengan UAN, saya sudah melupakan hobi menulis saya yang satu itu sih. Untunglah, saat semester pertama ada mata kuliah Penulisan Ilmiah. Awalnya saya merasa agak kesusahan dalam mengikuti mata kuliah tersebut, nilai tugas pertama saya tidak lebih dari 50. Ini tentu saja sangat mengecewakan saya. saya terus berusaha agar mendapat nilai bagus dengan bekerja keras. Alhamdulillah saya berhasil mendapat nilai yang sangat memuaskan, bahkan di tiga tugas terakhir nilainya 90. Yihaaaa... kebanyakan tugas di Psikologi itu membuat paper, jadi ya tentunya akan lebih terbiasa lagi menulis. Kemudian ketika saya duduk do semeter 5, teman saya mengajak saya menjadi asisten dosen penulisan ilmiah, namun saya belum mau karena saat itu sedang banyak mata kuliah yang tugasnya memakan banyak waktu. Barulah saat duduk di semeter 7, saya mendaftar menjadi asisten dosen ilmiah. Salah satu kelebihan saya dapat membaca dengan cepat menjadi salah satu faktor pendukung saya lolos menjadi asdos. Alhamdulillah. Saya masih nulis sampai sekarang, biasanya tulisan-tulisan saya, saya simpan di laptop dan komputer dengan password supaya hanya saya saja yang membaca. Tulisannya kebanyakan puisi, cerita pendek, dan artikel. Dulu pernah nulis nover tapi agak lupa nyimpennya dimana. Sebenernya saya sih lebih suka nulis buat diri sendiri aja. Impian saya enggak muluk-muluk, buat jadi seperti raditya dika yang booming dengan blognya atau Dewi Lestari yang booming lewat puisinya. Motivasi saya juga membuat blog ini simpel aja, saya ingin tulisan saya ada yang membaca. Makanya saya juga berterima kasih untuk yang sudah baca tulisan saya saat ini ^^ Terimakasih yaah! Saat ini kegiatan menulis saya cuman menjadi asisten dosen penulisan ilmiah, saya saat ini dipercaya menjadi humas Tim Pembentukan Dewan Mahasiswa Atma Jaya, saya mengelola tulisan di blog, Facebook, dan Twitter TPD serta menulis dibeberapa majalah yang diterbitkan oleh beberapa organisasi dan UKM. Meskipun saya cuman menulis abal-abal, bukan berarti hobi saya putus sampai disini, saya akan terus berkarya lewat pikiran saya yang saya sampaikan melalui tulisan.

Senin, 20 Desember 2010

Mungkinkah semuanya kebetulan



Ingat film Kung FU Panda.. Guru Shifu pernah bilang sama Po,  "Enggak ada kejadian yang hanya terjadi kebetulan"..  kalau dipikir sekilas "Masa sizzzz enggak ada satupun kejadian di dunia ini yang terjadi kebetulan". Hal ini terkait dengan kejadian minggu lalu yang saya alami. Seminggu yang lalu saat mau pergi ngerjain tugas, biasanya saya diantar oleh ayah saya hingga ke halte Pasar Jum'at (rumah saya didaerah Ciputat red-) 'kebetulan' ibu saya juga akan berbelanja di pasar swalayan yang letaknya di lebak bulus, maka kami bertiga hari itu pergi bersama, ayah saya yang mengendarai mobil. Ketika keluar dari jalan kecil menuju jalan raya, ada seorang bapak umurnya kira2 50 tahun dengan seorang ibu yang sudah tua. Kemudian ayah dan ibu saya menawarkan tumpangan, 'kebetulan' mereka juga akan pergi ke pasar jum' at karena si nenek akan mengunjungi anaknya yang bertempat tinggak di bekasi, ia akan naik bus ke bekasi dari halte pasar jum'at.. yang lagi2 'kebetulan' dengan saya.
            Saat itu saya baru tahu kalau ternyata mereka adalah tetangga saya yang rumahnya berjarak hanya beberapa rumah dari rumah saya (yaaampyuuun kemana aja loh Vit?).  Si nenek merupakan dari bapak yang berumur kurang lebih 50 tahun, ternyata umur nenek sudah lebih dari 85 Tahun.. Oh God bless her so much. Si nenek 'bebetulan' pernah tinggal lama di Bandung (tanah kelahiran Ayah) dan si bapak lahir di Brebes (tanah kelahiran Ibu). Si nenek bercerita bahwa tadi malam ketika sedang mandi, ia tersiram air panas dan kakinya sakit, katanya untungkah bertemu dan boleh menumpang mobil kami karena jika tidak kakinya tidak terlalu kuat menahan sakit lama berdiri dan ia telah menunggu angkot beberapa lama tapi tak kungjung datang, yaaah benar daerah rumah kami memang "angkotnya adanya setahun sekali" alias jarang dan lama banget datangnya. Ia sangat bersyukur bisa menumpang mobil kami. Hari itu saya merasa banyak skali kejadiaan yang kebetulan, tetapi kalau berpikir2 lagi iyah mungkin kah kebetulan? 

            Saya sendiri sejak beberapa tahun lalu menyadari kalau semua kejadian enggak ada yang kebetulan. Semuanya pasti ada maknanya. "Everything happens for a reason, never change by means goodluck or bad luck". Semua kejadian itu ada maknanya, ada artinya, enggak mungkin hanya sebab nasib buruk atau nasib baik saja. Meskipun kadang kita sering merasa dunia enggak seadil yang kita bayangkan, bahwa ada orang yang beruntung banget dengan effort yang sedikit, sementara kita yang udah kerja keras mati-matian nasibnya tetep gitu2 aja. Semuanya pasti ada maknanya, engga mungkin Tuhan mengkehendaki sesuatu yang cuma sia2. Setiap kejadian, pasti ada hal yang bisa dipetik, entah itu pelajaran, instrospeksi, ata lainnya. Kurang lebih satu tahun lalu, Sahabat saya Nurmala (bukan nama sebenarnya), mengalami kecelakaan. Sebenernya bukan kecelakaan sih, ketika Ia menyebrang jalan turun dari bus, Ia tertabrak oleh motor dan orang yang nabrak enggak ketahuan sampe sekarang. Ia sempet di rawat di rumah sakit dan city scan (bener ga yah tulisannya), untung aja hasilnya enggak ada apa2, sempet diduga ada gegar otak juga sama dokter. Salah seorang temen bilang, ah itu mah cuma lagi sial aja. Meskipun dia lagi sial entah apa, saya sih menilai itu ada pelajarannya, sekarang Ia jadi lebih hati-hati dan enggak bengong lagi pas jalan, berhubung doi suka banget lupa dan cederung teledor (maaf buat yang ngerasa :p). Saat nengokin dia juga, saya jadi tahu rumahnya dan salah seorang temen lamanya (yang vokalis salah satu band terkenal di Indonesia) itu jadi nengokin dia setelah lama enggak ketemu. Begitu juga yang saya alami saat beberapa bulan lalu saat 'kebetulan' buka massage FB dan ada tawaran jadi asdos Penil (Penulisan Ilmiah) hingga saya bisa jadi asdos Penil sekarang. Tentunya itu bukan semata2 nasib baik mengingat ketika diseleksi, kami ada wawancara kecil dan harus mengalahkan beberapa kandidat calon asdos Penil lainnya.
            Mungkin beberapa dari kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Orang-orang disekeliling kita, ibu, ayah, adik, kakak, kakek, nenek, om, tante, sepupu, keponakan, pembantu, tukang kebun, dosen, guru, cleaning service di kampus, satpam, tukang nasi goreng, tukang fotokopi, orang-orang sekre di kampus, tentunya mereka semua orang-orang yang hadir di hidup kita, mereka juga tidak datang sendirinya dan secara 'kebetulan'. Kita mengenal mereka tentunya karena ada kejadian yang beruntun yang menuntun kita mengenal mereka. Tentunya juga setiap orang yang kita kenal di hidup kita punya perannya masing-masing dan tanpa kita sadari mereka telah membantu kelangsungan hidup kita, sedikit atau banyak. Jadi mungkinkah di dunia ini ada yang kebetulan?